Friday, August 2, 2013

Tsar Bomba, Bom Nuklir Paling Mematikan Di Dunia

Tsar Bomba adalah sebuah bom nuklir yang diciptakan oleh negara Uni Soviet, Tsar Bomba berarti ""kaisar dari segala bom"". Tsar Bomba adalah proyek dari Ivan, pembuatan bom membutuhkan waktu selama 15 minggu dan diuji coba pada tanggal 30 Oktober 1961. Bom ini diuji cobakan di sekitar Pulau Novaya Zemlya, Laut Artik. Tsar Bomba memiliki berat sebesar 27 ton dan diangkut oleh pesawat TU-95 yang merupakan pesawat pengebom terbesar pada jamannya.
Ketinggian pelepasan bom adalah setinggi 34.500 kaki dan sewaktu meledak memiliki daya ledak sebesar 50 Megaton TNT yang sebanding dengan seluruh bom yang meledak pada Perang Dunia ll dan dikalikan 10 atau setara dengan 1.400 kali kekuatan gabungan dari dua bom atom yang diledakan pada perang dunia ll yakni bom yang menghancurkan Hiroshima dan Nagasaki.
Seperti dilansir situs nuclearweaponarchive.org, awalnya Tsar Bomba direncanakan memiliki daya ledak sebesar 100 Megaton TNT tetapi dibatalkan karena berdampak luas bagi Atmosfer bumi. Ledakan dapat terlihat sampai 1.000 km dari tempat peledakan. Ketinggian Jamur Api yang dihasilkan oleh bom ini setinggi 64 kilometer, ionisasi dari ledakan menyebabkan gangguan radio komunikasi selama berjam-jam. Parasut digunakan untuk mencegah bom meluncur terlalu cepat.
Bom nuklir ini menggunakan fisi primer untuk kompres termonuklir sekunder, seperti dalam kebanyakan bom Hidrogen , tapi menggunakan tiga fase desain dan memiliki kekuatan sekitar 500 megaton. Tapi kekuatannya di kebiri untuk mengurangi dampak radioaktifnya bagi wilayah Sovyet. Tim perancang adalah tim fisikawan yang dipimpin oleh Julii Borisovich Khariton dan Andrei Sakharov, Victor Adamsky, Yuri Babayev, Yuri Smirnov, dan Yuri Trutnev. Tak lama setelah Tsar Bomba diledakkan, Sakharov mulai berbicara menentang senjata nuklir dan mulai jadi pembangkang.

Test

Tsar Bomba diterbangkan ke wilayah Novaya Zelmya dengan menumpang pesawat Tu-95V rilis, diterbangkan oleh Mayor Andrei Durnovtsev. Lepas landas dari sebuah pangkalan udara di Semenanjung Kola. Peluncuran pesawat itu disertai oleh Tu-16 untuk mengambil sampel udara dan film dokumentasi. Kedua pesawat dicat dengan cat putih reflektif khusus untuk membatasi kerusakan panas. Bom, dengan berat 27 ton, berukuran 8 meter dan diameter dua meter. Bom itu melekat pada 800 kilogram parasut jatuh. Dengan demikian memberikan jedah waktu bagi pesawat terbang sekitar 45 kilometer dari "ground zero"
Tsar Bomba diledakkan pada pukul 11.02 siang pada tanggal 30 Oktober 1961 di kawasan utara Lingkaran Arktik di Pulau Novaya Zemlya. Bom itu dijatuhkan dari ketinggian 10,5 kilometer. Dirancang untuk meledak pada ketinggian dari 4 kilometer di atas permukaan tanah. Perkiraan Amerika Serikat, Tsar Bomba ini berkekuatan 57 megaton.
Khrushchev memperingatkan dalam sebuah pidato di depan Parlemen Komunis , yang difilmkan, mengenai keberadaan sebuah bom nuklir dengan kekuatan 100 megaton. Bola api menyentuh tanah, hampir mencapai setinggi ketinggian pesawat dan pelepasan terlihat dan dirasakan hampir 1.000 km dari titik nol. Panas dari ledakan dapat menyebabkan luka bakar tingkat tiga dalam radius 100 km dari dari titik nol. Awan jamur yang muncul kemudian adalah sekitar setinggi 64 kilometer. Dasar awan adalah 40 kilometer (25 mil) lebar.
Ledakan itu dapat dilihat dan dirasakan di Finlandia dan memecahkan jendela di sana dan di Swedia. Jika kekuatan bom itu di ledakkan di bawah tanah maka getaran yang di rasakan setara 7.1 skala richter . Setara dengan gempa di San Juan 1944 . Sementara gempa di Chili tahun 2010 berkekuatan 15.8 gigaton dan 8.8 skala richter. Sedangkan gempa yang menyebabkan bencana global tsunami Aceh berkekuatan 90 gigaton dan 9.3 skala richter.
Tsar Bomba adalah satu-satunya bom paling kuat yang pernah di ledakkan dalam sejarah umat manusia. Bayangkan, jika Tsar Bomba di ledakkan di Jakarta maka kota Jakarta akan hancur total dalam radius 35 km dari titik nol.

Sumber : http://pulsk.com/282470/Tsar-Bomba-Bom-Nuklir-Paling-Mematikan-Di-Dunia.html

0 comments:

Post a Comment